Dikisahkan dalam cerita pewayangan Mahabharata bahwasanya Arjuna sang kesatria penengah Pandawa menjalin cinta di masa mudanya dengan kakak sepupunya, Dewi Banowati, dari Kerajaan Mandaraka. Arjuna dan Dewi Banowati saling mencintai dan ingin saling memiliki satu sama lain. Baik secara sembunyi – sembunyi maupun terang – terangan, mereka menjalin kasih dan mengekspresikan perasaaan cintanya. Dunia pewayangan pun pasti sudah tahu bahwa mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi.
Baca Juga :
– Sex Pistol, Musik Sebagai alat Perlawanan
– Bahasa Malangan, Ciri Khas Orang Malang
– Pentingnya Pendidikan Karakter di Instansi Sekolah
Arjuna adalah seorang kesatria pilih tanding yang sangat sakti mandraguna, ia juga berfisik menawan. Konon katanya karena ketampanannya, hampir semua putri dan bidadari yang ditemuinya bertekuk lutut di hadapannya. Tak heran, karena ia adalah tokoh wayang yang paling tampan. Tak ada tokoh pewayangan lain yang mampu mengalahkan ketampanannya.
Tutur katanya juga sangat halus dan ia juga pandai merayu. Sungguh sebuah kombinasi sifat dalam diri seorang kesatria yang sangat menawan. Sedangkan Dewi Banowati, siapa yang tak mengenalnya. Ia dibesarkan untuk menjadi seorang putri raja yang sangat sempurna. Wajahnya sangat cantik dengan tubuh yang sangat indah. Kulitnya kuning langsat dan sangat halus.
Baca Juga :
– Guru bukan dewa yang selalu benar, murid bukan kerbau
Bahkan konon katanya, lalat pun enggan hinggap karena takut tergelincir saking mulusnya. Tutur katanya kenes dan terkesan centil, sangat menarik hati kaum Adam. Siapapun pasti menyangka bahwa mereka akan berakhir di kursi pelaminan. Belum lagi hubungan keluarga Pandawa yang sangat erat dengan Kerajaan Mandaraka, mengingat bahwa Prabu Salya, raja Kerajaan Mandaraka, adalah kakak kandung Dewi Madrim, ibu tiri dari Arjuna.
Dikisahkan pula bahwasanya Arjuna telah banyak berjasa bagi Kerajaan Mandaraka. Salah satu dari sekian jasanya adalah, ia berhasil membantu membebaskan Dewi Erawati, kakak Dewi Banowati, dari penculikan.
Namun ternyata sebuah cerita cinta tak selalu berakhir bahagia, Prabu Duryudana dari Kerajaan Astina, yang juga sepupu para Pandawa, berniat melamar Dewi Banowati. Prabu Salya gundah gulana. Jika ia menolak lamaran tersebut, itu berarti menabuh genderang perang terhadap Kerajaan Astina. Ia tahu bahwa jika lamaran Sang Prabu ditolak, maka peranglah yang akan terjadi. Ia tentu tidak mau rakyatnya menjadi korban, karena kekuatan Kerajaan Mandaraka jauh di bawah Kerajaan Astina. Di lain sisi, ia tahu bahwa Dewi Banowati, sang putri tercinta, sangat mencintai Arjuna dan begitu juga sebaliknya.
Baca Juga :
– Gerombolan Pria Menganiaya Aktivis Perempuan Jombang
– Marsinah, Pejuang Sejati, Meski Mati tapi Abadi
– Anak Muda Suka Wayang Orang? Mengapa Tidak?
Singkat cerita, Dewi Banowati mengorbankan cintanya pada Arjuna dan harus rela menjadi istri Prabu Duryudana, seorang raja yang tak pernah dicintainya, semua itu demi rakyat dan kerajaan yang dicintainya. Jangan ditanya bagaimana perasaan Arjuna. Ditikam ribuan sembilu mungkin tak cukup melukiskan betapa sakit perasaannya kala itu.
Akan tetapi, sebelum pernikahan terjadi, Dewi Banowati berjanji pada Arjuna, meski raganya bersama Duryudana, namun cinta dan hatinya tetap menjadi milik Arjuna. Pada beberapa kesempatan, Arjuna mengunjunginya di Taman Keputren Astina, dan entah apa yang mereka lakukan di sana, hanya mereka berdua dan Dewata lah yang tahu. Sampai akhir waktu, sang dewi tetap memegang janji.
Dalam lubuk hatinya, memang hanya ada satu nama yang bertahta di sana, laki – laki yang sangat dicintainya, Arjuna. Cintanya tak pernah luntur bahkan setelah perang Bharatayuda berakhir. Memang pada akhirnya, setelah perang, ia diboyong Arjuna dan dipersunting menjadi istrinya, namun kebersamaannya yang singkat dengan Arjuna harus dibayar dengan nyawanya.
Pada satu malam ia dibunuh oleh Aswatama salah seorang punggawa Kurawa yang masih hidup dan ternyata sejak dulu diam – diam menyukainya. Cintanya yang masih terpatri dalam hati pada sang kesatria panengah Pandawa dibawanya hingga mati.
Baca Juga :
Bahasa Indonesia, Pancasila, dan Moral Mahasiswa
Kisah cinta Arjuna dan Banowati mengajarkan kita bahwasanya tidak ada yang abadi di dunia ini. Pun cinta kasih sepasang anak manusia yang dirasa sangat ideal, harus terhempas oleh takdir Yang Maha Kuasa. Mereka berdua tidak bisa bersatu atas nama cinta.
Pengorbanan harus dilakukan sang dewi atas dasar cinta pada rakyatnya. Ia tak ingin rakyatnya menjadi korban kisah cintanya. Meski demikian, ia menepati janjinya untuk selalu mencintai Arjuna sepenuh hati meski raganya tak lagi bersamanya.
Akan tetapi, di sisi lain, ia digambarkan sebagai seorang istri yang tak setia. Ia berselingkuh dengan Arjuna, tanpa sepengetahuan Prabu Duryudana, suaminya. Ia juga dituduh membocorkan rahasia perang para Kurawa kepada Pandawa yang sedikit banyak membantu Pandawa mengalahkan Kurawa pada perang Bharatayuda.
Dewi Banowati tak tulus mencintai Prabu Duryudana yang seharusnya menjadi pelabuhan terakhirnya. Selama hidupnya, sang prabu tak pernah mendapatkan kesetiaan dan cinta sejati dari sang Dewi.
Kesimpulannya, apakah kisah Dewi Banowati dan Arjuna adalah sebuah kesetiaan ataukah pengkhiatan? Kini saatnyalah tugasmu untuk memberikan penilaian.